Film After Earth bercerita tentang petualangan manusia, meskipun mereka berasal dari planet yang berbeda yaitu planet Nova Prima. Ini terjadi karena bumi sudah tidak bisa didiami oleh manusia lagi Tetapi tokoh sentralnya tetap digambarkan sebagai manusia dan bukan monster. Ada dua tokoh sentral dalam film ini, persis seperti yang tergambar dalam posternya. Yaitu Cypher Raige dan kitai anaknya.
Petualangan dimulai ketika pesawat yang ditumpangi Raige dan Kitai anaknya mengalami sebuah badai Asteroid. Pesawat mereka berbentuk mirip dengan ikan pari, namun berukuran sangat sangat besar. Didalam pesawat tersebut berisi segala fasilitas yang nampak canggih namun dengan tampilan yang boleh dibilang retro. Barangkali saja memang dibuat demikian seolah olah peradaban mereka memang sudah maju sekali namun dari segi keindahan atau estetika memang kurang. Alkisah pesawat tak mampu mengatasi badai asteroid sehingga harus membelokan arah ke lain planet. Planet yang dituju tak lain adalah Planet Bumi, yang oleh Raige dikatakan planet yang sangat berbahaya bagi mereka sebab dikatakan bahwa semua yang berevolusi akan membunuh manusia bumi itu, kondisi oksigen yang sangat tipis sehingga mengharuskan seseorang menggunakan obat seperti obat asma yg dihisap, perbedaan suhu ekstrim antara pagi dan siang sehingga untuk dapat mempertahankan hidupnya manusia harus menemukan titik titik panas sebelum malam menjelang, adanya hewan hewan raksasa yang membahayakan manusia. Jatuhnya pesawat mengakibatkan tubuh pesawat terbelah antara kepala dan ekor, ekor pesawat jatuh 100 kilometer dari kepalanya. Hal inilah yang membuat Raige memerintahkan Kitai anaknya untuk mengambil perlengkapan penting di ekor pesawat. Jika tidak diambil maka mereka berdua akan mati. Perjalanan inilah yang menimbulkan banyak rintangan rintangan yang harus diperjuangkan. Jalan ceritanya sederhana saja sebenarnya.
Kalau ditonton sebagai tontonan belaka maka sebuah film tidak ada makna lainnya selain menghibur. Kita boleh berdecak dengan komputer/tab yang dipakai Raige karena hanya seperti selembar kertas yang bisa digulung. Tetapi lebih jauh saya menilai bahwa ini merupakan film yang beraliran New Age Movement ( Gerakan Jaman Baru ). Dimana dalam cerita tersebut tidak dilibatkan Tuhan sama sekali, juga tidak ada iblis sama sekali. Karena memang dalam Gerakan Jaman Baru tidak mengenal Tuhan dan iblis. Pandangan mengenai Tuhan adalah bersifat Pantheis, yang mempercayai bahwa semua adalah tuhan dan tuhan adalah semua ( Lihat Humanisme dan Gerakan Zaman Baru, Herlianto, Yayasan Kalam Hidup, 1990, hal 41 ). Craig adalah tuhan bagi anaknya, Craig akan mengawasi anaknya dimanapun dia berada dengan bantuan teknologi canggih. Craig bisa melihat segala yang dilihat anaknya, bahkan yang belum dilihat oleh anaknya mampu dilihat oleh Ayah Craig. Bukankah ini konsep memperilahkan teknologi? Jika sudah demikian maka manusia seolah oleah tak memerlukan Tuhan lagi. Di Amerika film ini banyak menuai kritik karena dianggap propaganda Saintology.
Wikipedia mencatat Scientology adalah sekumpulan ajaran dan teknik terkait yang dikembangkan oleh pengarang Amerika, L. Ron Hubbard selama sekitar 30 tahun, dimulai pada 1952 sebagai suatu filosofi pertolongan diri-sendiri, perkembangan dari sistem pertolongan diri-sendirinya yang lebih awal, Dianetika. Ajaran ini mengklaim menawarkan suatu metodologi yang eksak (pasti) untuk menolong manusia mencapai kesadaran keberadaan rohaninya melintasi beberapa masa hidupnya dan, pada saat yang bersamaan, untuk menjadi lebih efektif di dunia fisik. Nama “Scientology” juga digunakan untuk merujuk kepada Gereja Scientology yang kontroversial, organisasi terbesar yang mempromosikan praktik Scientology. Gereja ini sendiri adalah bagian dari jaringan korporasi terkait yang mengklaim pemilikan dan wewenang tunggal untuk menyebarkan Dianetika dan Scientology.
Saya juga melihat bahwa saat Kitai mengalami kesulitan maka Craig ayahnya hanya memerintahkan untuk berlutut, ini mirip dengan doa namun entah apa maksud berlutut dalam hal ini, tentu beda dengan konsep doa didalam agama.
Sebagai sebuah ajaran yang berpusatkan kepada diri sendiri ( Antroposentris ) tentu ini akan berbeda dengan ajaran Kristen yang bersifat Theosentris ( Berpusat kepada Allah ). Jadi meskipun Scientology mempunyai Gereja tetapi tentu yang menjadi pusatnya bukan lagi Kristus, melainkan diri sendiri.